Pertandingan ini sebagai lebih menarik lantaran kehadiran dua pemain yg acapkali disama-samakan menggunakan bintang klub super besar Spanyol Barcelona Lionel Messi. Di Indonesia, terdapat Egy Maulana Vikri yg sejak kemunculannya kerap disebut "Messi dari Indonesia" lantaran kemampuan kaki kirinya yg aduhai. Sementara pada kubu Jepang, Takefusa Kubo yg pula kidal menerima gelar demikian, ditambah berita dia pernah berguru pribadi di akademi sepak bola Barcelona La Masia pada tahun 2011-2015.
Akan tetapi, laga Indonesia kontra Jepang lebih berdasarkan itu. Pertandingan ini akan memilih siapa yang terbaik dan pada akhirnya berhak melaju ke semifinal Piala U-19 Asia 2018. Seperti diketahui, empat tim terbaik Asia akan eksklusif lolos ke Piala U-20 Dunia FIFA tahun 2019 pada Polandia.
Jepang, kampiun Piala U-19 Asia tahun 2016, di atas kertas sanggup dikatakan mempunyai skuad dengan kualitas pemain lebih baik daripada Indonesia. Di Grup B, pada mana mereka sebagai pemimpin klasemen, Jepang seolah menggunakan gampang menaklukkan lawan-lawannya. Baik Korea Utara, Thailand & Irak dibantai dengan skor meyakinkan, selisihnya minimal 2 gol. Bahkan di laga kontra Korut & Irak, Jepang melesakkan 5 gol.
Jepang sebagai yg tersubur di fase gerombolan Piala U-19 Asia 2018 menggunakan memasukkan 13 gol menurut tiga laga dan hanya kebobolan tiga gol. Yang menjadi perhatian, ke-13 gol Jepang menurut delapan pemain tidak sinkron pada lini serang & gelandang yakni Koki Saito (3 gol), Taisei Miyashiro (tiga gol), Taichi Hara (dua gol), Kyosuke Tagawa (satu gol), gelandang Hiroki Ito (satu gol), Hiroki Abe (satu gol), Takefusa Kubo (satu gol) dan Yuta Taki (satu gol).
Artinya, dapat dipastikan bahwa hampir seluruh pemain sektor tengah & depan di tim asuhan pelatih Masanaga Kageyama mampu mencetak skor. Tidak sebagai kasus bagi Masanaga melakukan rotasi di barisan penggedor lantaran kualitas pemain yg hampir setara. "Semua pemain telah tampil baik sejauh ini & kami ingin memenangi laga melawan Indonesia demi melangkah ke Piala U-20 Dunia di Polandia," ujar Masanaga.
Situasi tadi bisa sangat menyulitkan bagi Indonesia yang kebobolan tujuh gol di Grup A yang dihasilkan berdasarkan dua laga yakni saat menghadapi Taiwan & Qatar. Satu-satunya laga pada mana Indonesia nir kebobolan merupakan pada pertandingan ketiga gerombolan menghadapi Uni Emirat Arab (UEA) yg dimenangkan menggunakan skor 1-0, meski waktu itu skuat berjuluk Garuda Nusantara bermain dengan 10 orang sesudah bek tengah sekaligus kapten tim Nurhidayat Haji Haris dikartu merah.
Salah satu kunci Indonesia berhasil mempertahankan gawangnya dari gempuran pemain UEA adalah menumpuk pemain pada lini belakang & menyisakan 2 pemain cepat yakni Todd Rivaldo Ferre & Witan Sulaeman pada lini depan buat serangan kembali.
Demi mencetak gol ataupun mencuri kemenangan dari Jepang, taktik bertahan-serangan kembali misalnya itu boleh saja pulang diterapkan sang Indonesia. Konsekuensinya memang tidak akan poly gol yg didapatkan, tetapi setidaknya serangan Jepang akan teredam.
Di Grup A, total Indonesia melesakkan sembilan gol yang berawal berdasarkan dominasi bola homogen-homogen sekitar 56 % per-laga. Kalau memilih cara menumpuk pemain pada area kotak penalti sendiri, maka persentase penguasaan tentu berkurang dan gol semakin sulit didapatkan.
Tapi, Opsi tersebut mau tidak mau harus dipertimbangkan mengingat Jepang memiliki barisan penyerang dan gelandang bernaluri "membunuh" tinggi. Memanfaatkan situasi bola tewas (set piece) juga sebagai galat satu sumber gol kala berhadapan menggunakan tim bertipe menyerang misalnya tim Negeri Sakura. Jangan lupa, pemenang laga ini berpotensi dipengaruhi berdasarkan babak adu tendangan penalti.
Tentu saja, apapun planning permaianan Indonesia, pemain mesti memiliki mentalitas yang cantik buat mengeksekusinya. Pelatih timnas U-19 Indonesia Indra Sjafri, Witan Sulaeman & rekan-rekan memiliki semangat menggebu buat laga kontra Jepang. "Pemain siap menghadapi laga nanti," ujar Indra.
Pada laga nanti, Timnas U-19 Indonesia diuntungkan karena akan menerima dukungan dari puluhan ribu suporter pada Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
© tempo.co
Salam Netizen
0 Komentar